Tampilkan postingan dengan label kisah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kisah. Tampilkan semua postingan

Ringkasan Sirah Nabi Bag.01: Nasab, Ku-nyah & Ibunda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam

“Dengan menyebut nama Allah,
Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Imam Abu Zakaria Yahya bin Syaraf an-Nawawi ad-Dimasyqi mengatakan:
NASAB RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI WA SALLAM
Beliau adalah Muhammad, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bin ‘Abdullah bin ‘Abdul Muththalib bin Hasyim bin ‘Abdi Mannaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka’b bin Lu-ay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin an-Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’ad bin ‘Adnan.[1]
Sampai di sini kesepakatan umat. Adapun setelahnya hingga Adam, maka sangat diperselisihkan.
Menurut para ulama, tidak ada sedikit pun menge­nai hal itu yang bisa dijadikan pegangan.
Qushay dengan mendhammahkan qaaf, Lu-ay de­ngan hamzah atau tanpa hamzah, dan Ilyas dengan hamzah washal, ada yang mengatakan dengan hamzah qath’.
KUN-YAH[2] DAN NAMANYA

Balasan Menghafal Alquran

Dr. Sayid Husain Al-Afanie menulis dalam bukunya yang berjudul AI-Jazaau min Jinsil Amal (Balasan itu Sesuai dengan Jenis Amalnya) kisah berikut ini, yang beliau sadur dari Syaikh Abdurrahman bin Aqil Adz-Dzahiri, dari Syaikh Mahfudh Asy Syanqathi–Direktur Utama Majma’ Raja Fahd untuk Pengadaan Al-Qur’an– dari Syaikh para qari’ di Majma’ tersebut, yakni Syaikh Amir Sayyid Utsman Rahimahullah. Syaikh Amir pada akhir usia yang ke-70 tahun,  syaraf bicaranya  terganggu sehingga tidak bisa bersuara.
Ketika itu, beliau mengajar murid-murid yang belajar qira’ah, tetapi secara tiba-tiba tidak mampu bersuara, hanya terdengar desahan saja. Kemudian, beliau sakit keras dan selama itu beliau terbaring di rumah sakit.
Suatu ketika para perawat dan pasien rumah sakit dikagetkan dengan seorang pasien lelaki yang syaraf bicaranya putus, tetapi ia masih sanggup duduk, bahkan melantunkan firman- firman Allah Ta’ala dengan suara jelas lagi merdu;  mengkhatamkan seluruh Al-Qur’an dari ‘ayat Al-Fatihah hingga An- Naas selama 3 hari. Setelah itu, beliau meninggal dunia.
Subhanallah..
Bukankah balasan suatu kebaikan itu berupa kebaikan pula?!
Sumber: Dikutip dari buku “Bila Amal di Bayar Kontan’, Sayyid Abdullah Sayyid Abdurrahman ar-Rifai, Penerbit Darul Falah
Artikel: www.KisahIslam.net
Facebook Fans Page: Kisah Teladan & Sejarah Islam

RUBRIK KELUARGA pada Majalah Ad-Dakwah selalu menghadirkan kepada para pembacanya kisah-kisah yanq penuh keteladanan dan juga berbagai informasi yang menyejukkan hati.
Berikut ini adalah salah satu pengalaman nyata yang dimuat dalam majalah tersebut.  Mari kita simak bersama!

Ummu Shalih. 82 tahun, mulai menghafal Al-Qur’an pada usianya yang ke-70. Tamasyanya ke taman hafalan Al-Qur’an, sungguh sangat menginspirasi. Cita-citanya yang tinggi, kesabaran, dan juga pengorbanannya patut kita teladani.
Inilah hasil wawancara dengan Ummu Shalih.
Motivasi apa yang mendorong Anda untuk menghafalkan Al-Qur’an pada umur yang setua ini?